ARTICLE AD BOX
Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar memprediksi frekuensi curah hujan di Bali akan mencapai 90 persen pada Desember ini. Puncak musim hujan diperkirakan terjadi Februari 2025.
Di sisi lain, Desember-Februari menurut kacamata pariwisata tergolong periode high season. Kunjungan wisatawan biasanya meningkat karena momen libur Natal dan tahun baru (Nataru), juga karena musim dingin yang masih berlangsung di negara-negara Eropa dan Amerika Utara.
Dampak fenomena La Nina ini sangat dirasakan Objek Wisata Budaya Pura Taman Ayun, Desa/Kecamatan Mengwi, Badung. Curah hujan yang tinggi belakangan ini membuat objek wisata yang tercatat sebagai situs Warisan Budaya Dunia Unesco itu sepi kunjungan.
Manajer I Made Suandi menuturkan, intensitas hujan yang tinggi sepekan belakangan jadi penyebab berkurangnya jumlah kunjungan wisatawan ke Pura Taman Ayun. Padahal, objek wisata warisan Kerajaan Mengwi ini sangat bergantung dengan turis mancanegara.
“Kalau hujan terus seperti ini, dari seminggu belakangan ini tidak pernah terang, jujur saja kunjungannya sepi. Wisatawan tidak mau turun dengan cuaca sekarang ini,” ujar Suandi ketika dihubungi NusaBali.com, Kamis (26/12/2024).
Suandi mengatakan, jumlah kunjungan wisatawan Nataru tahun ini sangat timpang dengan tahun 2023 silam. Kunjungan ketika Nataru tahun lalu mencapai 500-600 orang per hari, itupun masih di bawah situasi pra pandemi Covid-19 yang mulai dari 800 kunjungan per hari.
“Nataru sekarang mencapai 200 orang saja per hari. Cuman 10 persen yang wisatawan domestik, sisanya mancanegara. Semoga ke depan ini cuacanya bisa terang,” jelas Suandi.
Kunjungan 200 orang per hari ini termasuk sepi dan tergolong rata-rata harian di hari biasa yang ramai. Sedangkan, kali ini tengah ada momen libur Natal dan Tahun Baru 2025 yang didambakan mendongkrak jumlah kunjungan.
Atraksi wisata budaya pura paibon raja-raja Mengwi yang berusia hampir empat abad ini memang sangat bergantung pada kunjungan turis internasional. Sepanjang tahun 2024 ini, kebanyakan wisatawan yang datang berasal dari Jerman, Spanyol, dan India. *rat
Di sisi lain, Desember-Februari menurut kacamata pariwisata tergolong periode high season. Kunjungan wisatawan biasanya meningkat karena momen libur Natal dan tahun baru (Nataru), juga karena musim dingin yang masih berlangsung di negara-negara Eropa dan Amerika Utara.
Dampak fenomena La Nina ini sangat dirasakan Objek Wisata Budaya Pura Taman Ayun, Desa/Kecamatan Mengwi, Badung. Curah hujan yang tinggi belakangan ini membuat objek wisata yang tercatat sebagai situs Warisan Budaya Dunia Unesco itu sepi kunjungan.
Manajer I Made Suandi menuturkan, intensitas hujan yang tinggi sepekan belakangan jadi penyebab berkurangnya jumlah kunjungan wisatawan ke Pura Taman Ayun. Padahal, objek wisata warisan Kerajaan Mengwi ini sangat bergantung dengan turis mancanegara.
“Kalau hujan terus seperti ini, dari seminggu belakangan ini tidak pernah terang, jujur saja kunjungannya sepi. Wisatawan tidak mau turun dengan cuaca sekarang ini,” ujar Suandi ketika dihubungi NusaBali.com, Kamis (26/12/2024).
Suandi mengatakan, jumlah kunjungan wisatawan Nataru tahun ini sangat timpang dengan tahun 2023 silam. Kunjungan ketika Nataru tahun lalu mencapai 500-600 orang per hari, itupun masih di bawah situasi pra pandemi Covid-19 yang mulai dari 800 kunjungan per hari.
“Nataru sekarang mencapai 200 orang saja per hari. Cuman 10 persen yang wisatawan domestik, sisanya mancanegara. Semoga ke depan ini cuacanya bisa terang,” jelas Suandi.
Kunjungan 200 orang per hari ini termasuk sepi dan tergolong rata-rata harian di hari biasa yang ramai. Sedangkan, kali ini tengah ada momen libur Natal dan Tahun Baru 2025 yang didambakan mendongkrak jumlah kunjungan.
Atraksi wisata budaya pura paibon raja-raja Mengwi yang berusia hampir empat abad ini memang sangat bergantung pada kunjungan turis internasional. Sepanjang tahun 2024 ini, kebanyakan wisatawan yang datang berasal dari Jerman, Spanyol, dan India. *rat