ARTICLE AD BOX
DENPASAR, NusaBali
Kalangan ekspotir optimistis komoditas handicraft atau kerajinan tangan tetap potensial dan tetap menjadi salah satu andalan ekspor Bali tahun 2025. Hal ini lantaran Bali dinilai memiliki SDM yang andal serta ketersediaan bahan baku yang memadai.
“Kerajinan Bali itu kan memiliki kekhasan, secara umum hand made,” ujar Anak Agung Bagus Bayu Joni Saputra atau Gung Bayu Joni, seorang eksportir yang juga Ketua Dewan Pengurus Wilayah/DPW Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Bali, Jumat (27/12).
Menurutnya, keunggulan dari produk-produk kerajinan Bali, baik dari desain, detailnya banyak bersumber dari kearifan lokal dengan kreativitas dan perkembangan inovasi. Contohnya beragam bentuk jenis kerajinan berbahan kayu, seperti ukir-ukiran, patung, meuble dan lainnya. “Karena spesifik itulah, potensinya ekspor masih terbuka,” tegasnya.
Diakui, perkembangan konflik global seperti perang Rusia-Ukraina memang masih berlanjut. Demikain juga konflik di kawasan Timur Tengah masih berlanjut dan mempengaruhi perekomian global. Namun dengan kekhasan produk kerajinan Bali, Gung Bayu yakin pasar luar negeri masih terbuka. Amerika Serikat, Australia, juga beberapa negara di kawasan Timur Tengah adalah tujuan-tujuan potensial ekpsor produk kerajinan Bali. “Jadi memasuki tahun 2025 masih ada peluang,” ujarnya.
Sebagai gambaran, berdasarkan data dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan(Disperindag) Provinsi Bali, ekspor komoditas kerajinan Bali dari Januari-November 2024 nilainya 67.482.684,90 dolar AS atau 28,23 persen dari total nilai ekspor Bali senilai 239.082.936,63 dolar AS. Kontribusi ekspor kerajinan pada posisi kedua di bawah ekspor produk pertanian dalam arti luas senilai 104.448.323,72 dolar AS atau 43,69 persen.
Untuk komoditas ekspor kerajinan yang tercatat datanya sebanyak 17 item. Mulai dari kerajinan alat musik, anyaman, perak, logam, kayu dan lainnya sampai dengan kerajinan tulang. 7 k17